Nata de coco merupakan salah satu produk fermentasi dari air kelapa yang banyak diminati di pasar domestik maupun internasional. Teksturnya yang kenyal, warnanya yang transparan, serta kandungan seratnya yang tinggi menjadikannya populer sebagai pelengkap minuman atau makanan ringan sehat. Untuk mendapatkan nata de coco dengan kualitas terbaik, jalankan proses fermentasi nata de coco secara tepat dan tetap menjaga kebersihan di setiap tahapannya.
1. Pemilihan Air Kelapa
Langkah pertama dalam proses pembuatan nata de coco adalah memilih air kelapa yang masih segar. Air kelapa muda atau setengah tua sangat ideal karena mengandung kadar gula alami yang cukup tinggi. Pada tahap fermentasi, bakteri Acetobacter xylinum mengolah gula sebagai sumber energi untuk membentuk lapisan nata. Hindari penggunaan air kelapa yang sudah lama, basi, atau terkontaminasi kotoran karena bisa mengganggu pertumbuhan bakteri dan menyebabkan nata gagal terbentuk atau memiliki kualitas buruk.
2. Penyaringan dan Pemasakan
Setelah memilih air kelapa, langkah berikutnya adalah menyaring cairan tersebut untuk menghilangkan serat kasar atau kotoran. Selanjutnya, campurkan air kelapa dengan gula pasir (sumber karbon), ZA (ammonium sulfate), dan sedikit urea (sumber nitrogen). Panaskan campuran tersebut sambil terus diaduk hingga semua bahan larut sempurna. Pemasakan juga membantu mensterilkan larutan dari mikroba liar yang dapat mengganggu proses fermentasi.
3. Pendinginan dan Inokulasi
Setelah memanaskan larutan, biarkan hingga suhunya turun ke suhu ruang. Tahap pendinginan diperlukan supaya bakteri yang ditambahkan nantinya tetap dapat berkembang dengan baik. Setelah dingin, tuangkan larutan ke dalam wadah fermentasi yang bersih, seperti plastik atau kaca.Tambahkan starter bakteri Acetobacter xylinum ke dalam larutan, lalu tutup permukaan wadah dengan kain steril agar tetap terpapar udara tetapi terlindung dari kontaminasi debu atau serangga.
4. Fermentasi
Proses fermentasi berlangsung antara 7 hingga 14 hari. Pelaku usaha sebaiknya tidak menggoyang atau memindahkan wadah fermentasi agar bakteri bisa membentuk lapisan nata secara merata di permukaannya. Selama periode ini, bakteri akan mengubah gula dalam larutan menjadi selulosa yang membentuk lapisan kenyal putih di atas permukaan. Ketebalan nata yang terbentuk bergantung pada konsentrasi nutrisi, suhu lingkungan, serta waktu fermentasi.
5. Pemanenan dan Pembersihan
Setelah fermentasi selesai, lapisan nata yang terbentuk dapat diangkat secara perlahan. Potong menjadi ukuran sesuai kebutuhan. Setelahnya, rendam nata ke dalam air bersih, lalu ganti airnya setiap hari selama beberapa hari agar bau asam dari proses fermentasi benar-benar hilang. Cuci nata hingga tidak lagi berbau dan siap diproses lebih lanjut.
6. Perebusan dan Pemanisan
Langkah berikutnya, rebus nata selama 15 sampai 30 menit dalam air mendidih untuk melunakkan teksturnya sekaligus menjaga kebersihannya. Setelah perebusan, rendam nata ke dalam larutan gula untuk memberikan rasa manis. Proses ini juga meningkatkan daya simpan dan menyesuaikan cita rasa sesuai preferensi pasar.
7. Pengemasan
Setelah menambahkan rasa, pelaku usaha bisa mengemas nata menggunakan plastik vakum, gelas plastik, atau pouch aluminium foil. Pengemasan yang baik membantu menjaga kualitas, memperpanjang masa simpan, dan memudahkan distribusi ke pasar. Pelaku usaha harus menutup semua kemasan dengan rapat dan mencantumkan label berisi informasi produk serta tanggal kedaluwarsa.
Kesimpulan
Kita perlu menjalankan proses fermentasi nata de coco dengan teliti, bersih, dan sabar. Pelaku usaha perlu menjalankan setiap tahapan dengan cermat untuk menghasilkan nata de coco berkualitas, baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Dengan mengikuti panduan ini, siapa pun dapat mencoba membuat nata de coco secara mandiri atau mengembangkan usaha kecil menengah yang berbasis produk kelapa.

Hai! Saya Sifa, penulis di tokomesinkelapa. Saya senang berbagi informasi seputar dunia kelapa dan berbagai olahannya. Di luar aktivitas menulis, saya hobi menggambar dan menjelajah ide-ide baru sebagai bentuk ekspresi kreatif.